You can go to any Retrospring instance and add /cage.png to the end of the URL for an easter egg. Check it out!

Anonymous Cat · 13d

Halo kak Aruna, maaf aku datang berkunjung dengan membawa keluh kesah. Aku selalu berpikir kalau menjadi perempuan adalah sebuah kemalangan. Maaf kalau mengatakan hal sekejam ini. Tapi di lingkungan sekitarku, bahkan diriku sendiri sebagai perempuan banyak mendapatkan ketidakadilan. Aku tidak mengerti mengapa setiap langkah dan mimpi yang aku miliki harus ditahan dengan alasan "karena kamu perempuan". Memang apa yang salah dengan anak perempuan? Apa bedanya diriku dengan anak lelaki yang mereka miliki? Aku juga tidak mengerti mengapa pekerjaan rumah terasa tabu dilakukan oleh anak laki-laki. Apakah laki-laki hanya boleh hidup seperti raja? Tapi bukankah memasak, mencuci, dan menyapu juga hal-hal basic yang perlu diketahui semua orang. Lalu, menjadi perempuan rasanya tidak boleh hidup sendiri. Salah kalau tidak menikah dan salah kalau menjadi janda baik itu karena perceraian ataupun ditinggal mati. Perempuan kan tidak harus hidup untuk berakhir bersama pria. Aku pernah sekali di marahi orang rumah karena aku bilang tidak ingin menikah dan hidup sendiri. Sebab bagiku, menikah hanya membawa petaka. Terlalu banyak hal buruk yang aku lihat dari orang-orang sekitarku soal pernikahan bahkan kedua orang tuaku. maaf aku cerita panjang lebar begini, aku tidak tau harus bercerita pada siapa lagi. Terima kasih sudah mau membaca keluh kesah ku ya kak. Aku selalu suka tulisanmu, menyentuh sekali buatku.

Hello, Sender! Terima kasih sudah datang dan membagikan isi hatimu, ya?

First of all, aku cuma mau bilang, apa yang kamu rasain, yang kamu bilang, semuanya itu valid. We live in a society where women are forcefully placed in the kitchen and to open our legs, padahal kita lebih dari itu. Dengan itu berarti, kamu ga sendiran. Banyak dari kita yang pernah dan masih merasakan luka yang sama karena lahir sebagai perempuan di lingkungan yang memaksakan aturan, harapan, dan batasan yang ga adil. Kadang rasanya seperti dihukum hanya karena menjadi diri sendiri.

Aku pun pernah bertanya, kenapa ya kita sebagai perempuan, mimpinya harus lebih kecil, langkah kita harus lebih pelan, suara kita harus lebih pelan, dan hidup kita harus selalu dikaitkan dengan keberadaan atau persetujuan pria? Padahal itu hak kita. Hak kita untuk menjadi manusia yang berdiri sendiri. And I think either woman or man, we're both humans, right? Kita pantas untuk punya hak dan duduk sejajar. Dan kamu juga benar bahwa menikah bukan tujuan hidup satu-satunya. Ada banyak bentuk hidup yang layak dijalani dan dimuliakan—termasuk hidup sendiri dengan tenang dan utuh, tanpa pasangan, tanpa pernikahan. Dan engga, itu bukan hal yang egois. Itu adalah hak.

Aku ga bisa janji bahwa dunia akan cepat berubah. Tapi aku cuma bisa bilang: kamu berhak marah. Kamu berhak sedih. Dan kamu berhak menentukan jalan hidup kamu sendiri. No matter how many voices and how loud it is that would make you stop, kamu tetap punya kendali penuh atas siapa kamu dan ke mana kamu ingin melangkah. Pilihanmu itu valid, dan akan selalu valid.

Sekali lagi, terima kasih sudah berbagi ya? Kamu bantu aku buka pikiranku dan mengeluarkan pendapat. Terima kasih juga sudah baca tulisan-tulisanku. :]

Terima kasih sudah kuat. 🩵

Alterspring uses Markdown for formatting

*italic text* for italic text

**bold text** for bold text

[link](https://example.com) for link