heeyyy everyone, sorry about email being broken but we fixed it now and people should be able to sign up. Also, if you need any more help send an email to contact@alterspring.org (not support@alterspring.org sorry!) and we can help you! Also, PLS HELP KEEP THIS SITE ALIVE with donations! We're poor! help support us
baca au divorced kamu, bikin aku mikir. it’s tama and rumi’s first time being parents. it’s their first time being papa and papi. but it’s also agi’s first time being a kid, being someone’s child. it’s agi’s first time on earth too. sebenernya bisa dibilang ngga ada yg salah ya, but im on agi’s side for this. aku selalu ada di sisi anak. ini mungkin opini yg agak kontra but whenever a child doesn’t get the love and happiness they wish to have either karena broken home or dia di adopsi (dikasih ke org lain / asuh sama org lain) aku agak... the parents have their reasons, sure, tapi no matter what, even if they did that dgn kepentingan anaknya (i love you so much I let you go), anak itu bakal kena konsekuensi dari apa yg ortu mereka lakukan. even if they said they both don’t regret agi, maybe they should never had agi in the first place, kalo endingnya begini. ada keluarga cemara bahagia ortunya lengkap, ada juga yg hidup anaknya (dan juga ortunya) lebih bahagia klo ortunya pisah (because they work better when they’re not together). tapi ada juga yang walau ortunya lengkap, they feel empty. and then there’s broken home. yg bikin aku nangis baca agi itu karena dia itu di tengah-tengah, not quite broken home but not quite complete either. kayak gelas setengah isi, ngga retak berkeping-keping atau full sampai melimpah. so forgive me kalo simpatiku buat tama rumi disini sedikit aja karena sisanya buat agi. agi should and always be the priority, aku capek dgn narasi anak harus selalu mengerti orang tua. its good they took responsibility but I feel like most of the time agi is the one responsible for himself. agi yg ngga mau ngerepotin ortunya ini gedenya bakal jadi anak yg terlalu banyak menyimpan hal di dalam diri sendirinya. my only wish is that agi nggak trauma atau jadi afraid of love karena he learns love is better when you’re not together…I hope he knows love can be beautiful. most of the time people are always understanding of the parents, paham dan memaklumi apa yg mereka lakukan. but they forget about the child, don’t understand gimana anak itu melalui hidupnya dengan setengah pasang ortu atau melalui hidup tanpa mengenal ortunya (dalam case adopsi). I just wish tama and rumi put more effort and paid attention more to agi. tapi gimana ya, agi lahir dalam posisi gabisa milih siapa yg akan jadi orang tuanya. mungkin aku agak egois kalo pgn liat orang tuanya agi lebih milih agi daripada cita-cita atau mimpi mereka ;;;
it is very difficult to not think about agi. kid is always hard to predict. we dont know how they process a thing, we dont exactly know whats inside their mind. at all. i totally agree with you kok, non. im on agi's side, too. i always wonder how he really felt, mnrtku anak-anak lebih susah mengekspresikan perasaan mereka, krn umur mereka emg blm bisa mencerna situasinya. i remember this one film called moving (1993). it captures raw, clear, and honest feelings from a child's perspective and how she grieves over her parents' situation. di film itu, pemeran utamanya seorang anak yg bingung knp tb2 ayahnya pindah, lalu akhirnya dia memberontak. marah ke mamanya. gak mau sekolah, gak mau ngapa2in. anak itu lebih banyak kebingungan dan akhirnya bakal ngalamin gejolak perubahan cara berpikir dan berperilaku. most of the time, org2 di sekitar mereka ga berani untuk nanya jg karena ya.. the topic is too sensitive, mereka takut itu bakal nyakitin perasaan si anak.
di kasusnya agi, dia ga menjadikan rebel sbg copying mechanismnya menerima kehidupan barunya. agi tends to hide it and be quiet: bukan karena dia dewasa, tp ini terbentuk krn dia persis kombinasi kepribadian orgtuanya. rumi yg msh ngerasa bersalah sm ayahnya despite dia jd korban abusif, dan tama dengan empati besarnya yg ga main2. agi jadi pribadi dgn hati seluas langit dan ga mau org2 yg dia sayang ngerasa sedih dan repot cm krn hrs mikirin perasaannya jg. ibaratnya agi cuma pgn pass through the problem secepatnya, dia bener2 ga ada/ga mau nyari kesempatan utk kelarin masalahnya.
and thats true kalo most of the time agi is the one that responsible for himself. again, kita ga tau isi hatinya anak2 itu kaya gimana dlm memproses hal seberat ini kecuali kita nanya, dan mereka mau ngasitau. mnrtku penting utk selalu tanya perasaannya agi gmn, apakah dia bahagia atau sebaliknya, apakah dia kesepian atau sebaliknya, dsb. sbg ortu, mereka jelas udah gagal ngasih liat contoh yg baik dan ketakutan kamu ttg agi yg mungkin berdampak sama persepsinya ngeliat cinta itu bisa aja bakal beneran kejadian. tama dan rumi punya tugas berat buat ngawasin agi, biar anak ini jd ga punya trauma buat nerima hal yg sama di masa sekarang dan masa depannya nanti.
i hope my answer conveys what you meant when you wrote this.. thank you for sharing your thoughts anonn!!!
Alterspring uses Markdown for formatting
*italic text* for italic text
**bold text** for bold text
[link](https://example.com) for link